MENGULAS TENTANG PENANDA DAN TINANDA/PETANDA (SEMIOTIKA)


Feby Sahita (201946500048)_R4A

 

Semiotika adalah ilmu yang mengkaji tentang tanda. Manusia berkomunikasi melalui tanda. Tanda disini berupa huruf-huruf atau simbolyang sudah disepakati bersama. Tanda yang dibuat manusia merupakan bentuk komunikasiyang khas dibuat oleh manusia sendiri dan tidak bisa digunakan atau dikenali oleh selain manusia (hewan).  Ilmu semiotika sangat berkaitan dengan bidang linguistik yang sebagian besar mempelajari struktur dan makna bahasa secara spesifik. Namun hal itu berbeda dengan linguistik, semiotika juga mempelajari tanda non-linguistik. Semiotika biasanya bibagi menjadi tiga cabang, yaitu:

1. Semantik, hubungan antar tanda dengan hal yang dilihat

2. Sintaksis, hubungan antar tanda dalam bentuk formal

3. Pragmatik,hubungan antar tanda dan tanda menggunakan agen.

Semantik (Piliang, 2012:300) adalah studi mengenai relasi antara tanda dan signifikasi atau maknanya. Dalam pada ini berlaku konsep-konsep Saussure, yakni sintagmatik-paradigmatik; demikian pula denotasi-konotasi, mitos, dan simbol, yang dikembangkan oleh Barthes, dan; metafora dan metonimi yang dikembangkan oleh Roman Jakobson berdasarkan relasi sintagmatik-paradigmatik Saussure. Konsep terakhir dalam analisis semantik adalah ideologi.

Menurut Piliang (2012:300, sintaktik berkaitan dengan studi tentang tanda itu sendiri secara individual maupun kombinasinya, khususnya analisis yang bersifat deskriptif mengenai tanda dan kombinasinya. Budiman (2011:11) mengatakan, bahwa persepsi visual tidak sama dengan persepsi atas gejala kebahasaan, dimana yang satu bersifat spasial dan simultan, sementara yang lain bersifat temporal dan linear. Masih menurut Budiman (2011:11), sebuah representasi visual tersusun dari struktur yang analog dengan struktur kebahasaan, dengan satuan-satuannya yang dapat dipilah-pilah sampai kepada satuan terkecil yang bermakna dan yang dapat membedakan makna (distingtif).

Awalnya semiotika hanya menyinggung tentang bahasa saja yang kemudian berkembangkan dalam ilmu lain termasuk seni rupa. Agus Sachari (2005:61) mengungkapkan: “… seni rupa dan desain kini dipandang sebagai ‘bahasa rupa’; sebagai sebuah prosa atau puisi yang sarat akan pesan dan tanda konotatif maupun denotatif.”

Semiotika berkaitan dengan segala hal yang dapat di maknai suatu tanda tanda, sebuah tanda adalah segala sesuatu yang dapat dilekati atau dimaknai sebagai pergantian yang signifikan untuk sesuatu yang lainnya. Segala sesuatu tidak begitu mengharuskan akan adanya atau untuk mengaktualisasikan adanya tempat entah dimanapun pada saat suatu tanda memaknainya. Jadi semiotika ada dalam semua kerangka ( perinsip), semua disiplin studi termasuk juga dapat di pergunakan untuk menipu. Bila segala sesuatunya tidak dapat di pakai untuk menceritakan kebohongan maka sebaliknya maka tak dapat juga untuk menceritakan kebenaran.

Semiotika memiliki dua tokoh besar, yaitu Ferdinand de Saussure dan Charles Sander Pierce. Menurut Saussure, tanda adalah hubungan dua bidang yang saling berkaitan. Yang berarti sebuah tanda mempunyai dua aspek yang ditangkap oleh indra kita yakni yang pertama signifier (bidang penanda atau bentuk) penanda yang memiliki wujud seperti bunyi, kata, hururf, gambar, simbol dan sebgainya. Dan yang kedua signifiend (bidang petanda atau makna konsep).

Menururt  Pierce tanda adalah sesuatu yang mewakili sesuatu yang lain. Yang berarti tanda dapat mewakili sesuatu yang lain. Tanda dapat digunakan apabila diinterpresentasikan dalam pikiran penerima tanda melalui makna yang muncul dalam benak penerima tanda.

Bila pernyataan Saussurre tantang penanda dan petanda adalah kunci model analisis semiologi, maka trikotomi Pierce adalah kunci ke analisis semiotik. Keduanya berkaitan dengan tanda tanda dan penanda penanda, namun keduanya memiliki perspektif yang berbeda. Para sarjana menggunakan perspektif Saussurre dan yang mengadopsi kerangka lingustik dasarnya tentang referensi analisis film, program program televisi, fashion dan sebagainya, pada umumnya mereka mengidentifikasi sebagai ahli semiologi. Mereka yang menggunakan skema ikon/ indeks/simbol milik Pierce mengidentifikasi sebagai ahli semiotika.

Penanda atau petanda merupakan ilmu semotika yang mempelajari tentang tanda, simbol, penggunaan dan maknanya. Teori ini diungkap oleh Ferdinand de Saussure dalam bukunya yang berjudul “Kajian Linguistik”. beliau adalah seorang filsuf dan ahli bahasa Swiss. Hjelmslev mengatakan bahwa penanda adalah sesuatu yang bersifat materialistik (berupa visual), sementara petanda adalah konsep pikiran (makna).

Penanda adalah visualisasi atau simbol dari suatu bunyi sedangkan petanda adalah makna dari simbol tersebut. Misalkan ketika seseorang sedang marah, penandanya adalah ia akan mengerutkan dahi atau melebarkan matanya (melotot) atau juga menggertakkan giginya. Sedangkan petandanya adalah pemehaman orang bahwa ia sedang memarahi lawan bicaranya.



Kita tak dapat memisahkan penanda dan petanda dari tanda itu sendiri. Penanda dan petanda membentuk tanda. Ada satu hal yang lebih krusial. Bagi Sausurre, hubungan antara penanda dan petanda bersifat arbitrer ( bebas), baik secara kebetulan maupun di tetapkan. Menurut Saussurre ini tidak berarti “ bahwa pemilihan penanda sama sekali meninggalkan pembicara ” namun lebih dari itu adalah “ tak bermotif “ yakni arbiter dalam pengertian penanda tidak mempunyai hubungan alamiah dengan petanda.

Suatu tanda akan dipahami jika sudah melalui kesepakatan bersama. Misalkan penanda di toilet umum khusus laki laki atau perempuan. Semua orang langsung faham jika ini adalah toilet khusus laki laki atau toilet ini khusus perempuan hanya dengan simbol nya saja.



Tanda bisa juga dibedakan dengan adanya perbedaan hubungan antara penanda dan pertanda tersebut. Jika penanda dan petanda memiliki hubungan kesamaan bentuk, maka tanda tersebut disebut ikon. Ikon biasa digunakan pada rambu rambu lalu lintas. Misalkan petanda yang dimaksud adalah untuk tempat parkir motor, maka penandanya adalah gambar simbol orang yang sedang menaiki motor.



Sedangkan tanda dalam hubungan antar petanda dan penandanya bersifat alamiah atau memiliki hubungan sebab akibat, maka disebut indeks. Misalkan ketika akan turun hujan, maka penandanya adalah awan terlihat lebih gelap yang kadang disertai angin kencang dan petir sebagai petanda akan turun hujan.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KAJIAN SENI RUPA DAN DESAIN